Puisi - Tersohor Tapi Takut Gugur - Arsad Ddin

Selasa, 24 Maret 2015

Puisi - Tersohor Tapi Takut Gugur


Darah meresap dalam tanah
Air mata menyatu dalam air
Tanah
Air

Jasmaniah berdarah
Nomerator takkan sanggup mengalkulir
Roh jasadi marhum-marhumah
Tersohor tapi gugur

Darah dibalik jasa
Telah berkibar perkasa di angkasa
Warisan

Belum genap seabad puncak sengsara berlabuh
Ahli waris mengombang-ambing
Memutilas balutan sukma

...
Kini telah redah

Tapi beribu roh pasti gemetar
Melihat rumah kediamannya

Ahli waris tersohor
Tapi takut gugur

Makassar, November 2009

 ***
Potongan-potongan kalimat tersebut aku namai dengan PUISI. Mungkin itu tidak sama dengan yang pada umumnya orang-orang buat BAGUS & sangat BAGUS. Apalagi jika aku mau bandingkan dengan puisi yang dibuat oleh ahlinya atau sastrawan baik yang ada saat ini maupun dulu tentu ini sangat jauh dari penyebutan puisi. Namun disini aku merasa perlu untuk menorehkan kata-kata tersebut yang terangkai dari sebuah emosi karena adanya bisikan hati bahwa ia (hati) sedang merasakan sesuatu yang berbeda dari yang seharusnya.

Jika dulu orang-orang Indonesia "kuno dan jadul" dibandingkan dengan orang-orang lainnya (itu hanya dari luarannya saja), tetapi hati dan pikirannya maju dan jaya. Terbukti hari ini masih ada orang-orang Indonesia. Semua itu karena perjuangan rela mati demi anak cucu, DEMI INDONESIA. -Kalau tidak percaya baca sejarah, nenek moyang rela mati demi anak cucu, bangsa & negara...... :)

Saat ini sudah tidak seperti itu lagi. Jangankan rela mati demi bangsa melihat kecoak saja sudah takut. Pencitraan meraja lela demi kekuasaan. Terlihat gagah padahal alai-lebai-jablai. Yah itulah realita. Intinya Tersohor Tapi Takut Gugur.

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda