Teman-teman, meraih mimpi adalah hak semua orang. Meraih mimpi bukan hanya milik orang-orang yang di augerahi Tuhan segalanya. Tetapi meraih mimpi adalah milik kita semua. ***Fikiran positif adalah aset yang tak terhingga nilainya, adalah kuncinya.
***
Mari Berkenalan.
Saat ini saya berdomisili di Bekasi yang merantau dari Pulau Sulawesi, Sulawesi bagian barat atau tepatnya Sulawesi Barat mekaran dari Sulawesi Selatan pada **5 Oktober 2004 yang berdasarkan UU No. 26 Tahun 2004. Ibukotanya ialah Mamuju. Luas wilayahnya sekitar 16,796.19 km². Suku-suku yang ada di provinsi ini terdiri dari Suku Mandar (49,15%), Toraja (13,95%), Bugis (10,79%), Jawa (5,38%), Makassar (1,59%) dan suku lainnya (19,15%)-http://id.wikipedia.org/wiki/Sulawesi_Barat :D lengkap to...**
Di Sulawesi Barat saya berasal dari pedalam/daerah terpencil/pelosok desa di Kabupaten Polewali Mandar. Atau tepatnya lagi di Penatangan, Desa Patambanua, Kecamatan Bulo. Saya lahir dan besar di Penatangan. Setelah lulus MIS di kampung, saya tidak langsung melanjtkan pendidikan di SMP. Waktu saya tidak mengerti arti penting pendidikan. Lagi pula di kampung sekolah hanya ada MIS, belum ada SMP mapun SMA seperti saat ini.
Beruntung tahun 2003 dibuka SMP di di kampung yaitu kelas filial MTs Mas'udiyah yang ada di Wonomulyo. Alhamdulillah saya pun lanjut sekolah. Kelas tiga saya ingin merasakan bagaimana bersekolah di kota yang lengkap gurunya. Memiliki fasilitas yang cukup tidak seperti di kampung yang apa adanya. Dan saya pun pindah ke kelas induk.
Dari sinilah kemudian saya melanjutkan pendidikan di MA Negeri Polewali Mandar (Saat ini MAN 1) dan masuk di Jurusan Bahasa. Lulus dari MAN kemudian merantau ke Makassar sambil kuliah di Universitas Muhammadiyah pada FKIP Jurusan Pendidikan Bahasa & Sastra Indonesia. Makassar saya jalani dengan apa adanya kehidupan saya. Hehehe.... setahun kemudian saya jadi orang pengangguran selama setahun juga di kampung.
Namun dibalik usaha keras serta doa Tuhan menjawab mimpi-mimpiku yang saya rangkai ketika saya berpikir yang akhirnya menerbangkan saya ke Jakarta yang pertama kalinya di pertengahan tahun 2011. Hingga saat ini aku menetap dan menggarap rezeki di belahan Tanah Jawa ini.
***
Mari Berkenalan.
Saat ini saya berdomisili di Bekasi yang merantau dari Pulau Sulawesi, Sulawesi bagian barat atau tepatnya Sulawesi Barat mekaran dari Sulawesi Selatan pada **5 Oktober 2004 yang berdasarkan UU No. 26 Tahun 2004. Ibukotanya ialah Mamuju. Luas wilayahnya sekitar 16,796.19 km². Suku-suku yang ada di provinsi ini terdiri dari Suku Mandar (49,15%), Toraja (13,95%), Bugis (10,79%), Jawa (5,38%), Makassar (1,59%) dan suku lainnya (19,15%)-http://id.wikipedia.org/wiki/Sulawesi_Barat :D lengkap to...**
Di Sulawesi Barat saya berasal dari pedalam/daerah terpencil/pelosok desa di Kabupaten Polewali Mandar. Atau tepatnya lagi di Penatangan, Desa Patambanua, Kecamatan Bulo. Saya lahir dan besar di Penatangan. Setelah lulus MIS di kampung, saya tidak langsung melanjtkan pendidikan di SMP. Waktu saya tidak mengerti arti penting pendidikan. Lagi pula di kampung sekolah hanya ada MIS, belum ada SMP mapun SMA seperti saat ini.
Beruntung tahun 2003 dibuka SMP di di kampung yaitu kelas filial MTs Mas'udiyah yang ada di Wonomulyo. Alhamdulillah saya pun lanjut sekolah. Kelas tiga saya ingin merasakan bagaimana bersekolah di kota yang lengkap gurunya. Memiliki fasilitas yang cukup tidak seperti di kampung yang apa adanya. Dan saya pun pindah ke kelas induk.
Dari sinilah kemudian saya melanjutkan pendidikan di MA Negeri Polewali Mandar (Saat ini MAN 1) dan masuk di Jurusan Bahasa. Lulus dari MAN kemudian merantau ke Makassar sambil kuliah di Universitas Muhammadiyah pada FKIP Jurusan Pendidikan Bahasa & Sastra Indonesia. Makassar saya jalani dengan apa adanya kehidupan saya. Hehehe.... setahun kemudian saya jadi orang pengangguran selama setahun juga di kampung.
Namun dibalik usaha keras serta doa Tuhan menjawab mimpi-mimpiku yang saya rangkai ketika saya berpikir yang akhirnya menerbangkan saya ke Jakarta yang pertama kalinya di pertengahan tahun 2011. Hingga saat ini aku menetap dan menggarap rezeki di belahan Tanah Jawa ini.
Cerita dari tidak lanjut sekolah di desa sampai lulus kuliah di jawa tidak aku bangun dengan sederhana. Tetapi rumit dan penuh genangan uwai mata (air mata "dalam bahasa mandar"). Saat ini tentu aku tidak hanya tersenyum manis dan melupakan kisah dan sejarah hidupku yang penuh genangan uwai mata tersebut, tetapi genangan uwai mata yang pernah ada adalah sebagai bekal yang luar biasa besar dan mahal yang telah aku dapatkan untuk masa depan kampung kecilku kelak nanti.
Yang bisa saya sampaikan adalah mimpiku aku bangun dari pikiran positif dan selalu linear antara pikiran positif dan hasil yang telah dipikirkan sebelumnya. Rumusnya: Usaha-doa-tawakkal.

Thanks for sharing this nice article it have some great useful knowledge.Really a nice post shared by you.
BalasHapuswww.RajapanenOrganik.com
Thanks for sharing this nice article
BalasHapushttp://www.RajapanenOrganik.com