Puisi - Ketika Mayat Berbicara - Arsad Ddin

Selasa, 24 Maret 2015

Puisi - Ketika Mayat Berbicara

Menengadah sejauh pandang
Di atas hamparan awang
Tak bertepi tak berujung
Cerah kehidupan

Berselimut angin pagi
Udara sejuk dingin
Bertiup sepoi menyayat
Dimanja rimbunan pohon
Di bawah mata yang berbinar-binar


Langit cerah
Udara sejuk
Air jernih
Ingin hidup melebur bersamanya
Tuk selama-lamanya

Tapi kini telah merana
Tak ada langit yang cerah
Langit penuh awan yang pekat

Tak ada udara yang sejuk
Udara penuh polusi dan bara kematian

Tak ada air yang jernih
Air penuh limbah dan racun

Ketika mayat berbicara
Membenarkan ketiadaan itu
Masikah kita mengumbar seribu satu kehidupan?

Masihkah amanah itu terpelihara?
Atau apakah hidup ini sama dengan mati?

Semua mati akibat kehidupan
Tapi tidak secepat itu

Oh mati ditikam retorika palsu


Makassar, Juni 2010

Arsad Samsuddin

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda