Di atas hamparan awang
Tak bertepi tak berujung
Cerah kehidupan
Berselimut angin pagi
Udara sejuk dingin
Bertiup sepoi menyayat
Dimanja rimbunan pohon
Di bawah mata yang berbinar-binar
Langit cerah
Udara sejuk
Air jernih
Ingin hidup melebur bersamanya
Tuk selama-lamanya
Tapi kini telah merana
Tak ada langit yang cerah
Langit penuh awan yang pekat
Tak ada udara yang sejuk
Udara penuh polusi dan bara kematian
Tak ada air yang jernih
Air penuh limbah dan racun
Ketika mayat berbicara
Membenarkan ketiadaan itu
Masikah kita mengumbar seribu satu kehidupan?
Masihkah amanah itu terpelihara?
Atau apakah hidup ini sama dengan mati?
Semua mati akibat kehidupan
Tapi tidak secepat itu
Oh mati ditikam retorika palsu
Makassar, Juni 2010
Arsad Samsuddin
Udara sejuk dingin
Bertiup sepoi menyayat
Dimanja rimbunan pohon
Di bawah mata yang berbinar-binar
Langit cerah
Udara sejuk
Air jernih
Ingin hidup melebur bersamanya
Tuk selama-lamanya
Tapi kini telah merana
Tak ada langit yang cerah
Langit penuh awan yang pekat
Tak ada udara yang sejuk
Udara penuh polusi dan bara kematian
Tak ada air yang jernih
Air penuh limbah dan racun
Ketika mayat berbicara
Membenarkan ketiadaan itu
Masikah kita mengumbar seribu satu kehidupan?
Masihkah amanah itu terpelihara?
Atau apakah hidup ini sama dengan mati?
Semua mati akibat kehidupan
Tapi tidak secepat itu
Oh mati ditikam retorika palsu
Makassar, Juni 2010
Arsad Samsuddin